1. Pengetahuan Tata Pentas
Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (Background)
tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah
suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual
atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan.
Tata pentas dalam pengertian teknik terbatas yaitu benda yang membentuk
suatu latar belakang fisik dan memberi batas lingkungan gerak laku.
Dengan mengacu pada definisi di atas dapat ditarik suatu pengertian
bahwa tata pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada
dipanggung guna menunjang seorang pemeran memainkan lakon.
Sebelum memahami lebih jauh tentang tata pentas, kita perlu
mengetahui apa yang dimaksud pentas itu sendiri. Pentas menurut Pramana
Padmodarmaya ialah tempat pertunjukan dengan pertunjukan kesenian yang
menggunakan manusia (pemeran) sebagai media utama. Dalam hal ini
misalnya pertunjukan tari , teater tradisional ( ketoprak, ludruk,
lenong, longser, randai makyong, mendu, mamanda, arja dan lain
sebagainya), sandiwara atau drama nontradisi baik sandiwara baru maupun
teater kontemporer. Webster mendefinisikan pentas sebagai suatu tempat
yang tinggi dimana lakon-lakon drama dipentaskan atau suatu tempat
dimana para aktor bermain. Sedang W.J.S. Purwadarminta dalam kamus umum
bahasa Indonesia menerangkan pentas sebagai lantai yang agak ketinggian
dirumah (untuk tempat tidur) ataupun di dapur (untuk memasak). Dengan
demikian kalau disimpulkan pentas adalah suatu tempat dimana para penari
atau pemeran menampilkan seni pertunjukan dihadapan penonton.
Selain istilah pentas kita mengenal istilah panggung. Panggung
menurut Purwadarminta ialah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi
atau lantai yang berbeda ketinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon
atau podium. Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah Stage
melingkupi pengertian seluruh panggung. Jika panggung merupakan tempat
yang tinggi agar karya seni yang diperagakan diatasnya dapat terlihat
oleh penonton, maka pentas juga merupakan suatu ketinggian yang dapat
membentuk dekorasi, ruang tamu, kamar belajar, rumah adat dan
sebagainya. Jadi beda panggung dengan pentas ialah pentas dapat berada
diatas panggung atau dapat pula di arena atau lapangan.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan, pentas merupakan bagian
dari panggung yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi dekorasi
dan penonton dapat jelas melihat. Dalam istilah sehari-hari sering
disebut dengan panggung pementasan, dan apabila suatu seni pertunjukan
dipergelarkan tanpa menggunakan panggung maka disebut arena pementasan.
Sehingga pementasan dapat diadakan diarena atau lapangan.
Kini yang dianggap pentas bagi seni pertunjukan kontemporer tidak
saja berupa panggung yang biasa terdapat pada sebuah gedung akan tetapi
keseluruhan dari pada gedung itulah pentas, yakni panggung dan tempat
orang menonton. Sebab pada penampilan seni pertunjukan tokoh dapat saja
turun berkomunikasi dengan penontonnya atau ia dapat muncul dari arah
penonton. Seperti istilah Shakespeare bahwa seluruh dunia ini adalah
pentas ( all the word’s stage). Dengan begitu bisa saja setiap
lingkungan masyarakat memiliki sebuah pentas yang memadai dan sesuai
untuk mementaskan sebuah seni pertunjukan.
2. Macam-Macam Panggung
Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta. panggung
tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga
dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan
sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam.
A. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki
ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton
menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium
dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan
sisi atau tepi lubang prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis
lurus yang dapat disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium Arch).
Panggung prosenium dibuat untuk membatasi daerah pemeranan dengan
penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah
penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat kearah
pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar lebih jelas dan
memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan
pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan
sebaik-baiknya.
Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya bermaksud untuk
menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin
apa yang nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan.
Maka dipasanglah layar-layar (curtain) dan sebeng-sebeng (Side wing).
Maksudnya agar segala persiapan pertunjukan dibelakang pentas yang
sifatnya bukan pertunjukan tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium
tidak seakrab pentas arena, karena memang ada kesengajaan atau
kesadaran membuat pertunjukan dengan ukuran-ukuran tertentu.
Ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu dari pertunjukan itu kemudian
menjadi konvensi. Maka dari itu pertunjukan yang melakukan konvensi
demikian disebut dengan pertunjukan konvensional.
B. Panggung Portable
Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di
dalam maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium,
platform) yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat
penonton biasanya mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat
diakhiri dengan mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.
1.2 gambar panggung portable
C. Panggung Arena
Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana
dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung yang lainnya. Panggung ini
dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan
secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga
tempat panggung berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong
untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan
tersebut. Papan penyangga (peninggi) ditempatkan di belakang
masing-masing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat
dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai penganti layar
pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara
mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannya harus tidak mengganggu pandangan penonton.
1.3 gambar panggung arena
D. Panggung Terbuka
Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat
terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan
di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah
gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah
tempat yang landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat
tersebut. Panggung terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain adalah panggung terbuka di Candi Prambanan.
E. Panggung Kereta
Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan
untuk mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan
sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil
trailer yang diperlengkapi menurut kebutuhan dan perlengkapan tata
cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat
mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus
memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak
lapang untuk memarkir kereta dan penonton bebas untuk menonton.
3. Pokok-pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas
Set panggung atau pentas (scenery) yaitu penampilan visual
lingkungan sekitar gerak laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu
dalam merancang pentas harus memperhatikan aspek-aspek tempat
gerak-laku, memperkuat gerak-laku dan mendandani atau memperindah
gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang perancang pentas hendaklah
merencanakan set-nya sedemikian rupa sehingga :
- Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.
- Dapat memberi pernyataan suasana lakon.
- Dapat memberi pandangan yang menarik.
- Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.
- Merupakan rancangan yang sederhana
- Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.
- Dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa.
- Dapat membuat rancangan yang menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat didalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain.
Oleh karena itu, secara singkat seorang perancang pentas yang membuat
set harus memiliki tujuan yaitu: lokatif, ekspresif, atraktif, jelas,
sederhana, bermanfaat, praktis dan organis.
- Lokatif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat kepada gerak laku pemeran atau pelaku pertunjukan.
- Ekspresif yaitu penataan pentas harus dapat memperkuat gerak-laku dengan memberi penjelasan, menggambarkan keadaan sekitar dan menciptakan suasana bagi gerak-laku tersebut.
- Atraktif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi pandangan yang menarik bagi penonton.
- Jelas yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton dari suatu jarak tertentu.
- Sederhana yaitu penataan pentas itu harus sederhana. Sederhana tidak berarti bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua kursi, tetapi penataannya tidak ruwet dan penonton dapat melihat dan menarik maknanya tanpa memeras pikiran dan perasaan.
- Bermanfaat yaitu penataan pentas harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat bagi para pemeran dengan efektif dan seefisien mungkin.
- Praktis yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa serta dapat memenuhi kebutuhan teknis pembuatan tata pentas atau scenery.
- Organis yaitu penataan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap elemen yang terdapat didalam penampilan visual penataannya dan memiliki hubungan satu sama lainnya.
Sekian terima kasih, semoga bermanfaat...
Salam Budaya !!!
0 komentar:
Post a Comment